Nama : Mohamad Afrian
Kelas : 2PA12
NPM : 14515250
A. Psikologi Ketertarikan Interpersonal
Dalam Internet
Dalam berinternet para netter dibuai dengan
banyaknya fitur internet seperti mailing, chatting, gaming, serta jejaring
sosial. Dalam menggunakan fitur tersebut kita biasanya tidaklah sendiri,
melainkan kita bertemu netter lain baik secara langsung maupun tidak dan karena
hal tersebut muncullah komunikasi diantara para netter karena desakan kebutuhan
manusia seperti kebutuhan akan aktualisasi diri dan kebutuhan akan eksistensi
orang lain. Dari komunikasi itulah timbul ketertarikan antara netter satu
dengan lainnya seperti seorang gamer yang menjagokan karakter buatan orang lain
yang jauh lebih kuat dari karakter game yang ia buat, atau seorang pengguna
jejaring sosial yang tertarik dengan lawan jenis setelah melihat gambar profil
orang lain yang dianggapnya menarik, bahkan dengan fitur teleconference yang
juga disediakan dalam berinternet menambah peluang terjadinya ketertarikan antara
netter satu dengan lainnya.
B. Hambatan Psikologi Dalam
Interpersonal-Relation
Sejalan berkembangnya ketertarikan
interpersonal dalam internet muncullah suatu relationship (hubungan) seperti
pertemanan, murid-guru, kelompok, hubungan kerja, bahkan hubungan kekasih.
Namun dalam berjalannya hubungan tersebut tidak sepenuhnya lancar atau aman,
bahkan ada beberapa kejadian dimana suatu hubungan harus hancur karena beberapa
hal yaitu :
1. Identitas Palsu, dalam dunia maya seorang netter dapat menggunakan identitas palsu seperti identitas palsu yang dirancang seseorang pada akun facebooknya, atau bisa juga orang tersebut memalsukan sebagian statusnya seperti seorang yang telah menikan memasang status single pada facebooknya untuk mencari perhatian orang lain atau memudahkannya mencapai sesuatu.
2. Kurang Terjaminnya Komitmen, setiap hubungan dibutuhkan adanya komitmen dimana kedua belah pihak memiliki suatu persetujuan yang bersifat mengikat. Dalam dunia maya seseorang bisa saja berjanji dan kemudian pooof menghilang begitu saja dan melupakan semua kesepakatan seperti pada kegiatan jual beli online sering terjadi penipuan dimana korban telah menyetor uang tetapi barang tidak dikirim atau sebaliknya, dan kemudian penjual atau pembeli yang belum memenuhi janjinya itu menghilang atau tidak online lagi.
3. Kurang Berlakunya Norma dan Etika, sering jika anda berkunjung ke situs (yahoo.com) dimana situs tersebut memberikan informasi tentang suatu hal mengenai suatu agama, ragam, atau suku maka anda akan menemui komentar-komentar yang diketik dengan eksplisit dimana pada komentar tersebut menjelek-jelekkan suatu RAS, baik komentar pro ataupun kontra.
C. Perilaku Negatif Dalam Interpersonal
Online-Relation
Selain adanya hambatan dalam
terjalinnya hubungan di dunia maya di dalamnya juga terdapat beberapa perilaku
negatif seperti adanya cyber-cheating dan cyber flirting.
1. Cyber Cheating, atau perselingkuhan yang terjadi di internet dapat terjadi ketika
seseorang yang telah memiliki pasangan memiliki hubungan yang dekat pula dengan
orang lain. Misalkan seorang istri memiliki akun jejaring sosial dimana
mantannya masih terdaftar dalam daftar temanya dan selama ini dia sering
chatting dengan kata-kata mesra dan menggoda dengan mantannya itu, maka hal
tersebut dapat dikatakan dengan cyber-cheating.
2. Cyber Flirting, atau merayu yang dilakukan dalam dunia maya. cyber
flirting adalah suatu hal yang umum yang terjadi di jejaring sosial bahkan
game. Namun dalam terjadinya banyak terjadi ketidak amanan yang membuatnya
dikategorikan sebagai perilaku negatif, contohnya adalah dalam cyber flirting
orang bisa menggunakan bahasa yang tidak pantas, ditambah lagi jika dalam
terjadinya terdapat kepalsuan identitas maka semakin menjadi perilaku negatif
cyber flirting tersebut.
3. Computer Supported Cooperative
Work, CSCW pertama kali digunakan oleh Irene Greif dan
Paul M. Cashman pada tahun 1984, pada sebuah workshop yang dihadiri oleh mereka
yang tertarik dalam menggunakan teknologi untuk memudahkan pekerjaan mereka.
CSCW mengangkat isu seputar bagaimana aktivitas-aktivitas kolaboratif dan
koordinasi didalamnya dapat didukung teknologi komputer. Beberapa orang
menyamakan CSCW dengan groupware, namun yang lain mengatakan bahwa groupware
merujuk kepada wujud nyata dari sistem berbasis komputer, sedangkan CSCW
berfokus pada studi mengenai kakas dan teknik dari groupware itu sendiri,
termasuk didalamnya efek yang timbul baik secara psikologi maupun sosial.Dengan
CSCW maka groupware dapat dimaksimalkan dengan kakas dan teknik yang
dikembangkan oleh CSCW tersebut. Sehingga sistem kerja kelompok yang terkoneksi
internet bisa dimaksimalkan serta dicari pengembangannya lebih lanjut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar